Minggu, 08 Oktober 2017

Tiga Langkah Melatih Minat Baca Peserta Didik di Sekolah Dasar

Gambar terkait 
Oleh: Sofian Hadi
Mahasiswa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor 
Kampus Siman Ponorogo.


“Membaca jadikan kita cerdas, manfaatnya jelas” Begitulah pesan video kompilasi iklan layanan masyarakat yang diproduksi oleh Perpustakaan Nasonal RI dalam rangka meningkatkan kegemaran membaca di Indonesia.  Pesan mendasar yang ingin disampaikan oleh iklan itu adalah untuk menumbuhkan budaya baca atau budaya melek buku tidak hanya di tingkat sekolah, namun juga di masyarakat luas. Melihat minat baca buku generasi muda di Indonesia sangat memperihatinkan, apalagi tantangan di era milenial seperti sekarang ini. Sebuah generasi yang sekarang terjebak dalam perkembangan arus teknologi dan informasi yang serba digital.

Generasi milenial diartikan sebagai perilaku psikologis dan gaya hidup di era digital yang sangat bergantung kepada internet.  Dampaknya generasi ini lebih gemar membaca SMS, Whatsapp, Facebook, Instagram daripada membaca buku. Berkaitan dengan itu, tulisan dalam artikel ini fokus akan membahas tiga langkah melatih minat baca peserta didik di sekolah dasar agar lebih cinta buku, sebelum mereka mengenal dunia gadget. Adapun pembahasan yang akan penulis urai dalam artikel ilmiah ini adalah; Pertama, bagaimana memperkenalkan buku kepada peserta didik di sekolah dasar (SD). Kedua, Anggaran pendidikan dan buku yang berkualitas. Terakhir, bimbingan guru yang intensif dan pemanfaatan teknologi sebagai sarana baca di sekolah.

a.    Memperkenalkan Buku Kepada Peserta Didik di Sekolah Dasar

Pengertian baca atau membaca, menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).  Dalam rangka mewujudkan pengertian melihat dan memahami isi yang di baca, maka fenomena membaca buku di sekolah sejatinya harus dilatih, dibiasakan, diciptakan, di design, dan di prioritaskan terutama terhadap anak-anak di sekolah dasar. Hal ini melihat minat siswa di sekolah dasar lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bermain daripada membaca buku atau ke perpustakaan sekolah.

-    Memperkenalkan Buku kepada Peserta Didik Sejak Dini

Untuk memperkenalkan buku dan budaya baca dilingkungan sekolah dasar, butuh komitmen penuh orangtua, guru, kepala sekolah dan komite sekolah. Butuh pengorbanan orangtua dan guru khususnya di luar sekolah atau dalam kegiatan eskul. Bagaimana akan tercipta budaya membaca dilingkungan sekolah, jika keempat ranah diatas belum mampu menciptakan milieu baca bagi para peserta didik. Hal ini dapat dievaluasi, ketika anak-anak mulai belajar di bangku pemula atau Pendidikan anak usia dini (PAUD). Secara umum pendidikan yang diajarkan masih banyak berupa game atau permainan lepas, bukan diajarkan membuka buku-buku yang bergambar atau sekedar memperkenalkan mereka melalui buku yang bergambar binatang, tarian daerah, alam raya, atau bahkan gambar benda-benda langit yang dapat memancing otak mereka tertarik untuk membuka buku tersebut.

Di dalam memperkenalkan baca buku terhadap siswa butuh kreativitas guru. Guru juga dituntut lebih aktif membaca daripada anak didik itu sendiri. Jika guru saja segan untuk baca, apa jadinya dengan peserta didik. Parahnya lagi jika sang guru menyuruh anak didiknya melek baca tapi guru itu sendiri segan baca. Tentunya, ini sangat bertentangan dengan disiplin yang dibangun diatas dasar “kesadaran”. Bagaimana dapat menyadarkan orang lain sementara guru sendiri saja tidak ada kesadaran. Memang tidak dapat di pungkiri minat baca guru dan peserta didik disekolah jauh dari realitas dan cita-cita budaya yang diusung.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan “Agar membaca bisa menjadi budaya manusia Indonesia maka perlu perkenalan dan tahapan. Hal pertama yang dilakukan adalah mengajarkan anak membaca, lalu membiasakan anak membaca, sampai membaca itu akan menjadi kebiasaan, karakter dan hobi mereka. Setelah itu barulah membaca itu akan manjadi budaya.”

-    Memancing Kreatifitas Siswa dengan Kegiatan Empiris dan Perlombaan

Bagi peserta didik ditingkat sekolah dasar sebaiknya dilatih lebih banyak dengan praktek daripada teori. Dengan banyak memberikan contoh real (nyata) kepada siswa, mereka akan lebih mudah untuk meniru kebiasaan guru tersebut. Sebagai contoh, ketika guru ingin mangajak anak-anak berkunjung ke perpustakaan sekolah, sebaiknya guru harus mencari terlebih dahulu buku yang menarik. Setelah itu guru memperlihatkan buku kepada siswa-siswi, dan menjelaskan banyak hal menarik untuk dibaca di buku tersebut. Jika siswa-siswi tertarik dengan penjelasan guru tersebut, maka siswa pasti antusias untuk belajar.

Bagi siswa sekolah dasar, contoh nyata penting untuk mempengaruhi khazanah berpirkir mereka yang sederhana, serta akan melatih kecerdasan intelektual para siswa untuk kritis terhadap sesuatu yang dilihat. Dengan memancing rasa keingintahuan siswa seperti hal diatas, maka peserta didik akan mendapatkan pengalaman baru dalam membaca. Pada dasarnya anak-anak sangat tertarik dengan sesuatu empiris daripada yang abstrak. Karena, otak mereka masih sangat rentan menyerap informasi secara nyata, bukan secara teori.

Selain dari pada contoh nyata dari guru dalam memperkenalkan minat baca siswa, hal lain yang harus dilakukan oleh guru adalah mengadakan perlombaan yang berkaitan dengan buku. Baik itu perlombaan menulis, membaca atau membuat resensi singkat beberapa buku yang dianggap menarik. Siswa akan lebih tertarik membaca jika mereka dibiasakan dengan kegiatan yang bersifat perlombaan. Sebab, secara tidak langsung ketika mereka ingin menjadi yang terbaik siswa pasti akan belajar. Dan orangtua harus berperan aktif dalam mengajari anaknya membaca atau menulis, sebagai bentuk tenggung jawab terhadap anak mereka.

Oleh sebab itu, sangat penting memperkenalkan buku kepada anak-anak sejak dini dengan mengajak mereka dalam bentuk kegiatan empiris dan game yang menarik. Agar peserta didik tidak menjadi terbiasa dengan buku dan tertarik membacanya.

b.    Anggaran Pendidikan dan Buku yang Berkualitas

Agus M. Irkham, dalam artikelnya “Minat Baca tak Bisa Menunggu” menulis pernyataan mantan Menteri Pendidikan Anis Baswedan tentang Peraturan Menteri (Permen) Nomor 21/2015 perihal program penumbuhan budi pekerti (PBP). Salah satu hal yang diusung dalam program tersebut adalah membaca buku non-pelajaran 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.  Apa yang diusulkan oleh mantan Menteri Pendidikan tersebut sangat penting untuk dicerna, terutama oleh para kepala sekolah dan guru. Dan untuk menindaklanjuti usulan tersebut, perlu melihat aspek-aspek real tentang ketersediaan buku, koleksi perpustakaan dan kualitas buku yang akan dibaca oleh para siswa. Tentunya ini memerlukan pengadaan anggaran buku-buku berkualitas untuk peserta didik.

-    Tempat Membaca yang Representatif

Menilik anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat terdapat peningkatan, pada tahun 2017 anggaran pendidikan berjumlah 416 triliun maka di tahun 2018 anggaran pendidikan akan ditambah menjadi 441 triliun.  Dikutip dari sumber yang sama, bahwa prioritas anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah pusat terfokus kepada dua hal penting. Yang pertama, untuk perbaikan infrastruktur bangunan sekolah. Karena masih banyak ditemukan sekolah dasar yang bangunannya rusak, bocor dan sudah tidak layak pakai. Kedua, prioritas untuk kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini terkait pengembangan, peningkatan dan kemajuan baik guru dan peserta didik dalam pembelajaran, termasuk pengadaan buku-buku di perpustakaan.

Jika melihat ketersediaan dana yang cukup besar ini untuk pembangunan fisik dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka tidak menutup kemungkinan mewujudkan budaya baca bagi siswa ditingkat dasar akan terwujud. Akan sangat mustahil mewujudkan generasi melek baca di era milanial ini, jika tidak didukung oleh prasarana baca yang menarik. Jumlah sekolah dasar di Indonesia mencapai 148 ribu lebih. SD yang mempunyai perpustakaan hanya 50 ribu atau sekitar (30 persen). Dengan ketersediaan dana yang dianggarkan oleh pemerintah pusat akan sangat membantu pembangunan kualitas infrastuktur perpustakaan, guru dan siswa.

-    Ketersediaan Buku yang Berkualitas

Untuk menumbuhkan budaya baca ditingkat sekolah dasar bukan hanya dimulai dari sekolah, guru, keluarga dan komite sekolah. Akan tetapi, perlu dorongan finansial yang cukup. Ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang menarik sangat diperlukan terhadap proses tumbuh kembang budaya baca di sekolah. Tentunya, untuk mengisi perpustakaan harus meyediakan buku yang berkualitas dan menarik. Dengan ketersediaan buku yang menarik minat siswa, dengan sendirinya akan memberikan pengaruh baca dan rasa ingin tahu terhadap buku yang dibaca.

Seperti yang penulis singguang di awal, ketersediaan perpustakaan sekolah sangat vital untuk menciptakan budaya baca siswa. Tanpa ketersediaan perpustakaan sekolah atau rumah belajar, maka sangat mustahil anak-anak akan membaca di luar jam belajar atau sebelum jam pelajaran dimulai.  Tulisan “Buku adalah jendela dunia” yang sering tertulis di luar atau di depan perpustakaan akan menjadi dorongan kuat siswa untuk belajar membaca. Apalagi dengan kelengkapan buku-buku yang menarik minta siswa.
Dengan adanya perbaikan infrastruktur, ketersediaan buku berkualitas dan tata kelola perpustakaan yang menarik, akan semakin memancing para siswa untuk mengunjungi dan mencari sumber bacaan yang ringan untuk dibaca.

c.    Bimbingan Guru Secara Intensif dan Pemanfaatan Teknologi sebagai Sarana baca di Sekolah.

Membangun minat baca dan menciptakan budaya baca ditingkat sekolah dasar akan terhenti jika tidak diasah dan diasuh secara sustainable (berkelanjutan). Hal ini membutuhkan proses bimbingan guru, kepala sekolah, keluarga dan komite sekolah secara intensif, optimal dan sungguh-sungguh.

-    Bimbingan Guru secara Intensif

Jika terus dilakukan bimbingan terhadap siswa-siswi sekolah dasar dalam membaca, maka hal ini akan mengangkat budaya baca masyarakat Indonesia yang hanya 2-4 jam per hari menjadi menjadi lebih baik. Seperti dilansir oleh Tempo.CO penelitian yang dilakukan oleh Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat  Baca Perpustakaan Nasional Syarif Bando, hasil dari penelitian pada tahun 2012-2014 cukup memprihatinkan yaitu 2-4 jam per hari. sementara United Nations of Education Scientific and Cultural Organization (UNSCO) memberikan standar 4-6 jam per hari.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mr. Hodgson terbitan tahun 1960 halaman 43-44, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh para pembaca agar mendapatkan pesan, yang akan disampaikan dari penulis dengan perantara media kata-kata maupun bahasa tulis.  Proses dan bimbingan dalam membentuk minat itu penting, untuk mencapai hasil yang maksimal. Kalau guru tidak memberikan bimbingan secara intensif, maka budaya baca  terhadap siswa akan mudah hilang. Mereka akan kembali kepada dunia bermain dan menghabiskan waktu berhura-hura dan melupakan membaca.

-    Pemanfaatan Sarana Teknologi


Saat ini, beberapa program seperti buku on-line, membaca on-line, perpustakaan online dan sebagainya sudah tidak asing lagi bagi para guru. Tentu saja semua hal itu akan lebih bermanfaat jika sekolah membuat semacam perpustakaan digital, dengan adanya perpustakaan digital tersebut, akan memberikan efek membaca baru bagi siswa. anak-anak juga dapat diajak memanfaatkan sarana teknologi seperti aplikasi baca di laptop dan beberapa aplikasi baca buku di internet.

Dengan terus membimbing anak-anak secara rutin maka minat baca akan tumbuh sebagai kesadaran dan kebutuhan jiwa mereka dalam setiap aktivitas belajar. Lebih-lebih ditunjang dengan beberapa sarana teknologi terbimbing. Hal ini akan sangat membantu terciptanya budaya baca, seperti yang di yang sekarang marak diusung oleh pemerintah dengan nama program literasi sekolah.

d.    Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas, tidak diragukan lagi bahwa pengenalan buku sejak dini kepada siswa sekolah dasar sangat perlu, agar siswa tertarik untuk membaca. Begitu juga dengan ketersediaan anggaran pendidikan untuk pengadaan buku berkualitas sesuai dengan minat baca siswa juga tidak kalah penting. Ditambah lagi dengan bimbingan dari guru yang sustainable dan pemanfaatan teknologi, internet untuk memancing minat siswa agar tidak jenuh dalam membaca. Dengan beberapa langkah diatas diharapkan akan terbentuk budaya baca yang dimulai dari  sekolah hingga kepada masyarakat luas.

 Cara pintar buat pintar, ya membaca!




.   
   




SUMBER BACAAN

At-Ta’dib. Jurnal Kependidikan Islam. 2011. (Fakultas Tarbiah Unida Gontor,), Vol. XVI, No. 01, Edisi Juni. Hal, 95.

Departement Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia) edisi Keempat.

Hasbullah. 2013. Dasar-dasar Ilmu Penddidikan. (Jakarta: Mei)

Husaini, Adian,  Jakarta. 2015. Mewujudkan  Indonesia  Adil  dan  Beradab,  Cet.1,  Bina  Qalam, Surabaya, INSISTS,

Imron,  Ali, 2012. Kebijaksanaan  Pendidikan  di  Indonesia  : Proses, Produk,  dan  Masa Depannya, Jakarta, Bumi Aksara,

Koran Tempo edisi 21-27 Agustus 2017.

Zuriah, Nurul, M.si. 2015. Pendidkaan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. (Jakarta: Bumi Aksara,)

Sabtu, 16 September 2017

Pure Eksotis “Pantai Jelenga” desa Jereweh. Sumbawa Barat

Oleh: Fadhil Sofian Hadi
Mahasiswa Pascasarjana UNIDA Gontor

 

Taliwang. Tidak bisa dipungkiri, melepas kejenuhan selalu menjadi pilihan utama jika penat pun melanda. Inilah yang dirisaukan para traveler atau tourist baik domestik maupun mancanegara. Banyangan destinasi pantai yang alami, pasir putih nan-kemilau, terumbu karang nan-memukau, ombak yang meliuk-liuk manja, kadang tenang dan sebagainya melintas bagitu saja di kepala. Lantas, "Di pantai bagian mana semua itu bisa di temukan?" pikirnya. Terkadang butuh budget besar untuk sekedar mencari lokasi nyaman melepas rasa lelah. Hal ini akan terasa mudah, jika wisatawan punya persiapan subur untuk melancong ke beberapa lokasi eksotis di sudut dunia. Namun, bayangan akan kabur-kabur jika pelancong dalam keadaan "kanker" alias 'Kantong Kere'. Hi hi hi.  Namun, jangan putus harapan dulu, khusus yang mengalami penyakit 'kanker' tetap semangat. Melencongnya di sekitaran Sumbawa Barat saja.

Bagi sebagian orang Indonesia, tidak perlu jauh-jauh berselancar. Karena, di pulau kita sendiri, begitu beragam lokasi cantik dan menarik untuk melepas rasa penat atau jenuh bersama keluarga dan teman sejawat.  Di jamin liburan kalian bakalan menakjubkan. Jika dilihat dari luasnya perairan di Indonesia yang kurang lebih  3.544.743,9 km² menurut data Kemendagri 2010. https://pesonaalamindonesia2.wordpress.com/2017/05/16/seberapa-luas-lautan-indonesia/ Hal ini menakjubkan sebab secara perhitungan Indonesia masuk menjadi negara yang perairannya terluas ke Sembilan di dunia. http://www.libgar.com/2017/07/10-negara-dengan-wilayah-perairan-terluas-di-dunia.html. Melihat begitu luas perairan di negara kita sendiri maka tidak salah, kita harus mencari destinasi wisata yang masih tersembunyi di sudut  daerah kita sendiri. 

Zaman sekarang mah gampang mencari informasi pantai terbaik. Cukup 'klik' di HP bakalan muncul semua. Dari laut Cina Selatan hingga belantik selat Alas Sumbawa. Apalagi didukung oleh sarana transportasi yang serba mudah dan murah. Jika anda para pelancong ingin menggunakan jasa udara maka anda cukup mencari di https://www.tiket.com/ atau https://www.traveloka.com  dijamin semua
kebutuhan transportasi langit dan udara  siap mengantarkan anda menuju dertinasi yang anda impikan. Jika Traveler Lovers berasal dari luar pulau Sumbawa, misalnya dari pulau Jawa, perjalanan udara  ditempuh dalam waktu 55 menit, itu jika pesawatnya take off dari Bandara Internasional Juanda Suarabaya. Secara otomatis akan berbeda jarak tempuh jika Travelers mengambil dari rute lain, kemudian akan landing tepat di Bandar International Lombok. Terdapat banyak penyedia jasa taksi, atah Bus Damri yang akan menuntun Traveler ke lokasi penginapan di Lombok. Rehat sejenak sebelum meluncur ke Taliwang, Sumbawa Barat.
Lombok International Airport

Jika menggunakan transportasi darat pun anda tidak usah membuang waktu dan menacari tiket ke terminal atau datang ke stasiun kereta, semuanya telah tersedia di https://www.tiket.com/ yang akan membantu dan menemani perjalanan traveling anda kemanapun. Nah kali ini Traveler akan diajak mengintip Pesona Eksotis pantai yang masih perawan yang letaknya di Pulau Sumbawa Barat, persis diujung desa asri nan alami. Tentunya para traveler sudah tidak sabar ingin tahu informasi pantai ini kan? Baiklah, sebelum melanjutkan membaca silahkan comment, share and berlangganan blog kece ini ya. Hi hi. Tum Pase ae.. Yu muskur Ae.. Tum nena janekiya sapnee dekaaa eee.. 
Kan pning otak na baing blog sa. Maklum bae mo brow. Hidup ini keras maka peraslah ia. Cekidot!

 Suasana Pantai Jelenga
   
Di daerah Sumbawa Barat tepatnya di desa Jereweh terdapat sebuah pantai nan sangat eksotis. Pantai ini sering di panggil “Pantai Jelenga” atau “Jelengan Beach” letaknya kurang lebih empat puluh lima menit dari Kota Taliwang. Sebelum memasuki wilayah pantai  cantik ini, pengunjung akan di sambut dengan hijaunya warna gunung, pohon dan kayu yang tumbuh lebat di samping jalan menuju pantai Jelenga. Hamparan perkebunan yang digarap para petani sekitar kiri-kanan jalan menuju pantai, semakin memanjakan mata. Ternyata, sungguh indah mempesona, jika diibaratkan bak pesona wajah Raline Shah atau Sonakshi Sinha atau Kate Winslet saat memerankan Titanic. Sudah, sudah.

Selanjutnya, pengunjung akan diuji dengan tanjakan kecil, sebagai pertanda bahwa beberapa menit lagi akan memasuki daerah pantai. Setelah melalui tanjakan sedang ini para pengunjung bisa mengabadikan capture the moment dengan latar indah pegunungan dan kotak-kotak persawahan yang alami. Hijau dan kokohnya tanaman kayu yang menjulang tinggi bukti bahwa disekitar jalan ini masih dirawat dan dijaga kelestariannya.

Perjalanan ke Pantai Jelenga

Warga disekitar pantai sangat ramah, siapapun yang datang berkunjung ke pantai Jelenga akan dipandu sign dengan beberapa tulisan di kiri-kanan jalan lengkap dengan tanda panah yang semuanya menuju kearah pantai Jelenga. Hal inilah yang menjadi pengalaman penulis bersama teman-teman ketika berkunjung ke pantai ini. Ketika penulis pertama kali berkunjung ke pantai Jelenga dan kami diarahkan oleh simbol-simbol yang di tulis dengan cat kayu berwarna-warni guna memudahkan para pengunjung untuk akses kerah pantai.

Sebagai seorang penikmat pantai dadakan, penulis dan teman-teman sangat takjub dengan keindahan dan kecantikan pantai Jelenga. Hamparan pasir putih, bersih dan birunya laut luas menyambut kami yang tiba kira-kira pukul dua siang hari. Kami tidak dapat membayangkan jika pantai Jelenga ini dapat di promosikan menjadi objek wisata terindah di dunia. Pokoknya kren abizz.

Kami tidak dapat menunggu lama untuk mengabadikan moment yang indah itu. Deni yang membawa kamera Canon lengkap dengan triple stand nya langsung mengatur posisi guna pengambilam gambar. Tempatnya yang terpencil ternyata menjadi kelebihannya pantai ini, sebab posisi pantai terbilang natural nan-pure. Sebagian besar pengunjungnya adalah para nelayan yang menjaring ikan dilokasi sekitar pantai. Setelah kami mengabadikan moment yang indah itu, kami istirahat sejenak di atas berugak yang dibangun sebagai tempat untuk melepas penat.

Tak hanya sebatas itu, kecantikan pantai Jelenga ternyata semakin lengkap dan sempurna, karena sore hari kami disuguhkan dengan drama tenggelamnya matahari di ufuk Barat dalam hati kami bergumam "inikah yang dinamakan sun set?". Sungguh indah dan menakjubkan. Sore itu mega merah menghadang sinar sang surya dengan gagah. Langit pun tampil dengan sisiknya yang tersusu-susun indah. Sungguh indah sun set sore itu. Setelah beberapa menit menunggu sun set benar-benar redup, kami pun bersiap-siap untuk kembali. Tapi kami berjanji, minggu depan kami akan datang mengunjungi indahnya syurga dunia yang tersembunyi di pantai Jelenga ini.  
Sun Set pantai Jelenga

Karena tadi penulis telah menjelaskan jalur penerbangan udara untuk kunjungan ke Pulau Sumbawa, Sekarang penulis akan jelaskan perjalanan jalur darat. Sekiranya traveler sejati mempunyai niat untuk menyeberangi lautan menuju Pantai Jelengan di desa Jereweh, Sumbawa Barat, penulis akan memberikan beberapa penjelasan singkat dan akurat. Jika para traveler mania hendak menggunakan jalur darat, maka cukup menjari Bus jurusan Taliwang, Sumbawa Barat. Kalau perjalanan dari pulau Jawa maka dengan mudah traveler mania menaiki Bus Tiara Mas atau Titian Mas. Kedua Bus ini akan mengarungi tiga pulau, Bali, Lombok dan pulau Sumbawa. Perjalanan ditempuh kurang lebih dua hari tiga malam. Cukup melelahkan, akan tetapi para traveler akan disuguhkan dengan pemandangan mempesona sepanjang perjalanan. 

 Pelabuhan Kayangan Lombok 

Destinasi terakhir traveler akan menyandar di pelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat. Sesampainya di pelabuhan Poto Tano maka traveler akan di antar ke tampat tujuan yaitu terminal Tana Mira Taliwang, Sumbawa Barat. Selanjutnya  traveler dapat menacari penginapan di sekitar kota Taliwang. Tersedia Hotel Grand Royal, Hotel Ifa, Hotel Tubalong, Hotel Mawis dan Hotel Andi Graha. Serta nikmatilah suguhan teh dan kopi yang hangat setiap pagi. Setelah menikmati kopi pagi, traveler mania bersiap-siap akan melihat eksotisnya pantai Jelengan di Jereweh, Sumbawa Barat. Perjalanan hanya empat puluh menit dapat menggunaka jasa travel atau ojek yang siap 24 jam di area Taliwang.     

Pelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat

Simple kan. Tunggu apa lagi Jelenga Beach menunggu para traveler!   


Berikut dokumentasi pantai Jelenga Jereweh, Sumbawa Barat












Jumat, 01 September 2017

Eksistensi Agama di Masa Kekinian



 
Oleh: Sofian Hadi 
Mahasiswa Pascasarjana Unida Gontor


“Islam is the only civilization which has put the survival of the west in doubt, and it has done at least twice” [1].
Peran agama dalam perkembangan sejarah tidak bisa dipisahkan. Banyak cendekiawan merumuskan bahwa agama merupakan unsur pokok dalam suatu peradaban (civilization).

Agama adalah foktor terpenting yang menentukan karakteristik suatu peradaban. Karena itulah Bernard Lewis menyebutkan peradaban Barat dengan sebutan “Christian Civilization” sebagai unsur utama agama Kristen.

Lebih jauh lagi, menurut Christoper Dawson, “The great religions are the foundations of which the great civilization rest” terjemahan bebasnya; Agama merupakan fondasi peradaban yang besar. Di antara empat peradaban besar yang pernah eksis ialah Islam, Barat (Kristen), India dan China.  Akan tetapi, Huntington berpendapat bahwa peradaban yang eksis itu Islam, Kristen, Hindu dan Konghucu.[2]

Berangkat dari pentingnya peranan agama dalam suatu peradaban, maka dapat di prediksikan tanda-tanda kehancuran suatu peradaban dapat dilihat dari sejauh mana unsur utama (agama) dalam peradaban tersebut bisa bertahan dan berkembang di era globalisasi kekinian.

Jika agama yang menjadi pondasi utama peradaban itu sudah rusak, maka dapat diartikan, peradaban itu telah mangalami suatu perubahan yang signifikan. Tetapi hakekatnya, peradaban tersebut sudah rusak atau sudah hancur. Seperti di Indonesia, agama menjadi tantangan besar untuk menunjukkan identitas diri negara, dalam sebuah peradaban baik itu muslim Melayu atau bukan. Inilah tantangan terbesar era globalisasi kekinian, agama sedang menghadapi ancaman gelombang pasang surut  keyakinan bagi masyarakat Muslim Melayu khususnya di Indonesia.[3]

Tidak dapat dipungkiri, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan hebat. Lebih dari itu besarnya pengaruh para wali dan ulama telah menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang hampir saja menjadi Negara Islam di Asia.

Namun, kondisi perpolitikan yang sangat carut-marut yang dipelopori oleh kelompok sekular-nasionalis dan arus kristenisasi menjadi penghalang dan penggulingan Islam yang coba di usung oleh para ulama dan wali saat itu. Pangeran Diponegoro misalnya, telah memperkanalkan Islam untuk dijadikan sebagai kekuatan terbesar peradaban di Indonesia.    

Bangsa Indonesia sebenarnya selangkah lagi menerapkan syari’at Islam sebagai dasar Negara. Akan tetapi, melalui perdebatan yang sangat panjang. Dialog antara A. Hasan dan Ir. Soekarno yang sangat berseberangan dari sudut pandang keagamaan. Ir Soekarno berpendapat bahawa sistem kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk di Turki yang memisahkan antara agama dan Negara adalah langkah yang paling modern dan paling radikal.

Sementara, A.Hasan yang merupakan pendiri Persatuan Islam sangat mengkritik keras pandangan Soekarno tertang sekularisme. Dalam artikel yang pernah di tulisnya A. Hasan menegaskan bahwa; “Ir. Soekarno tidak mengerti tentang Eropa yang memisahkan antara agama Kristen dari staat (Negara), tidak lain karena di dalam agama Kristen tidak ada ajaran (konsep) tentang pemerintahan[4]

Perdebatan tersebut terus berlanjut  antara Islam dan sekularisme. Pada tahun 1955-1959 dalam Sidang Konstituante M. Natsir menyampaikan Pidato yang sangat bersejarah. Pada saat itu M. Natsir mengupas tuntas tentang kelemahan sekularisme. M. Natsir mengatakan;
“Sekularisme adalah suatu cara hidup yang mengandung paham, tujuan, dan sikap hanya di dalam batas keduniaan saja, seorang sekularis tidak mengakui adanya wahyu sebagai salah satu sumber keparcayaan dan pengetahuan.[5]

M. Natsir dengan tegas menawarkan kepada Sidang Konstituante agar menjadikan Islam sebagai dasar Negara Republik Indonesia.  Akan tetapi, pada tahun 1970 ketua umum pengurus besar Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Nurcholish Majid secara resmi menggulirkan perlunya dilakuakan Sekularisasi Islam dan juga proses Liberalisasi. 

Sebagai salah satu contoh lihatlah Piagam Jakarta yang merupakan hasil kesepakatan antara golongan Islam dan golongan nasionalis-sekular, dan kemunculannya sangat singkat hanya sehari setelah hari kemerdekaan pada tanggal 18 Agustus 1945, setelah itu Piagam Jakarta diubah menjadi asas dasar di gagasnya Pancasila.

Sekiranya agama tidak memberikan sumbangsih terhadap khazanah kehidupan manusia, maka bisa diprediksikan pondasi peradaban suatu bangsa akan sulit berkembang dan memperoleh kemajuan. Disebabkan karena pondasi kepercayaan tidak diimbangi oleh nilai keilmuan.

Kesimpulannya, agama merupakan inti sebuah peradaban. Layaknya bangunan besar yang membutuhkan pondasi yang kuat dan tidak goyah. Dengan pondasi yang kuat itu manusia akan bersandar, tanpa harus takut terjatuh. Tanpa agama manusia akan liar. Tanpa agama manusia buta. Sebaliknya, dengan agama manusia mulia. Dengan agama pula manusia lebih berperadaban.

Disarikan dari buku Indonesia Masa Depan, Perspektif Peradaban Islam, karya DR. Adian Husaini 


[1] Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and The Remaking of World Order, (New York: Touchtone Books, 1996), hal 209-210
[2] Ibid, hal 47.
[3] Menurut S.M. Idris, Presiden Cunsumer Association of Penang (PAC), globalisasi merupakan ancaman yang sangat serius terhadap kaum Muslim. Lihat Footnote buku Indonesia Masa Depan, Perspektif Peradaban Islam, hal 13.
[4] Ibid, hal 34.
[5] Ibid, hal 36.

Jumat, 14 Juli 2017

Penyimpangan Seksual Dalam Masyarakat (Sebuah Analisis Kritis)

 
 Oleh: Sofian Hadi*



Pendahuluan 
Hidup dalam perbedaan adalah keniscayaan. Namun, hidup dalam pertentangan adalah masalah. Hal ini dapat dilihat di masyarakat Indonesia dan masyarakat di seluruh pelosok negeri ini. Perbedaan adat istiadat, budaya dan agama menjadi hal yang lumrah. Dan masyarakat pun dapat hidup dengan saling menghargai antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Hidup didalam dunia perbedaan tidak semudah seperti yang di pikirkan. Bayangkan saja, masyarakat yang hidup dengan tetangga yang berbeda keyakinan, dengan besar hati mereka dapat memupuk persaudaraan dalam bingkai tasammuh atau toleransi dan dapat hidup damai berdampingan.

Akan tetapi, keharmonisan dalam kehidupan multikultural ini mendapat ancaman serius dari maraknya kasus penyimpangan seksual yang akhir-akhir ini terjadi di tengah-tengah masyarakat. Seperti apakah bentuk penyimpangan seksual dalam masyarakat itu? Di dalam artikel singkat ini, penulis akan mengurai pengertian penyimpangan seksual tersebut. Selanjutnya, menganalisah bentuk-bentuk penyimpangan seksual, dampak yang ditimbulkan, serta menawarkan beberapa solusi bagi para pelaku penyimpangan seksual di masyarakat.

Definisi  
Untuk lebih mempertajam content (isi) artikel ini, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan definisi dari penyimpangan seksual. Kata penyimpangan memiliki definisi sebagai suatu tindakan di luar ukuran (kaidah) yang berlaku.  Perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian orang ini, seperti yang dikatakan oleh Paul B. Horton, perilaku penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.  

Sedangkan menurut Robert M. Z. Lawang, Perilaku menyimpang adalah tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam system sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam system itu, untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.  Dengan demikian penyimpangan ini merupakan perilaku yang melanggar norma-norma dalam suatu kelompok atau masyarakat. Ketika kelompok masyarakat melihat ada bentuk penyimpangan maka secara sepihak mereka akan menolak, karena hal itu tidak sesuai dengan perilaku, norma atau kaidah yang menyalahi kebiasaan wajar. 

Selanjutnya, menurut sudut pandang Chaplin pengertian seksual dibagi menjadi dua. Pertama, seksual adalah hal yang berkaitan dengan reproduksi atau perkembangbiakan melalui penyatuan dua individu yang berbeda, yang masing-masing menghasilkan sel telur dan sperma.  Kedua, secara umum, menyinggung perilaku, perasaan atau emosi yang berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin, daerah-daerah erogenous  atau dengan proses perkembang biakan. Dengan demikian, setelah membaca pengertian penyimpangan seksual diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, penyimpangan seksual merupakan tingkah laku yang bertentangan dengan aturan normatif, yang akan mendatangkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat dan kelompok.

Bentuk-Bentuk Penyimpangan Seksual di Masyarakat
Sejak Sang Pencipta menciptakan bumi dan isisnya, termasuk manusia pertama yaitu Adam dan Hawa, kita diajarkan untuk melihat hubungan laki-laki dan perempuan secara absolute (mutlak). Maka yang harus menjadi catatan penting dari Sang Pencipta adalah, bahwa secara tidak langsung hubungan seksual itu memang antara laki-laki secara fisik dan perempuan secara fisik. Tetapi pada zaman sekarang, kita mengenal sebagian kecil menurut data dunia yaitu 10% dari jumlah manusia yang hidup di bumi ini, orang bisa melakukan hubungan seksual dengan sejenisnya. 

 
Gambar, sumber internet

Di tahun 2016 lalu, kasus tentang penyimpangan seksual terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Sebagai contoh, di Jakarta pelecehan seksual yang dilakukan oleh artis ber-inisial SJ (36) di tangkap karena melecehkan anak remaja 17 tahun.  Di Tangerang petaka melanda (Eno Fariah) parahnya, kasus penyimpangan seksual yang di lakukan oleh tiga orang remaja dengan memasukkan cangkul kedalam kelamin korban.  Di Bogor, seorang pria berinisial AR (41) di tangkap karena terbukti melakukan prostitusi online yang menawarkan anak-anak laki-laki kepada kaum gay melalui media sosial Facebook. Ditemukan, lebih dari 99 anak di bawah umur yang menjadi korban penyimpangan seksual. 

Kasus-kasus yang berhasil diungkap, merupakan sebagian kacil dari jumlah sebenarnya yang terjadi di masyarakat. Masih banyak lagi kasus yang serupa. Akan tetapi, tidak/belum terungkap dan muncul ke permukaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kasus penyimpangan seksual ini benar-benar serius dan sangat memprihatinkan masyarakat.

Di dalam buku Seksualitas, Tombol Ajaib untuk Meraih Kebahagiaan disebutkan tentang Penyakit Jiwa dalam Lingkup Seksual; pertama, homoseksual, atau yang sering disebut dengan kata gay atau homo. Yaitu, seorang pria yang tertarik secara seksual kepada sesama jenis, dia bisa jatuh cinta atau melakukan hubungan seksual dengan sejenisnya (pria). Kedua, Lesbi, adalah wanita yang tertarik secara seksual ke sesama jenis. Dia juga jatuh cinta dan punya relasi serta melakukan hubungan seksual dengan wanita. Ketiga, Biseksual, disingkat bi, dimana bisa menjadi seorang pria atau wanita yang tertarik kepada dua jenis kelamin baik kepada laki-laki atau kepada perempuan.

 
Gambar, sumber internet

Sedangkan dalam makalahnya “Penyimpangan Orientasi Seksual, Tinjauan Sosiologis” Hibatul Wafi, menyebutkan ada beberapa bentuk penyimpangan seksual, yang dianggap sebagai ancaman berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, Homoseksual. Kedua, Lesbi keduanya telah dijelaskan diatas. Ketiga, Pedofelia, yang berasal dari bahasa Yunani. Pais, paidos yang berarti anak dan phileo, philos = mencintai. Ialah orang dewasa yang menyalurkan kepuasan seksnya pada anak-anak. Tindakan pedofelia bisa berupa memperlihatkan alat kelamin sendiri kepada anak-anak, mencium, mendekap, membelai dan melakukan senggama dengan anak-anak.

Keempat, pornografi dan obscenity merupakan tingkah laku abnormal, yang bertentangan dengan norma agama juga menimbulkan tingkah neurotic.  Orang terkena virus fornografi aini akan kecanduan seperti obat bius., sehingga akan meningkatkan aktivitas pornofragisme di saraf otaknya.   Kelima, Frottage (frotase, frotter: meraba-raba) orang yang menyalurkan kepuasan sekasnya dengan cara membelai, mengelus dan meraba orang yang disenanginya tanpa disadari oleh sang korban.  Keenam, Incest merupakan hubungan seks diantara pria dan wanita di dalam ataupun di luar pernikahan. Keduanya memiliki tali kerabat yang dekat.

Ketujuh, tukar istri (wifeswapping, swap: swop= bertukar, berganti) istilah lain adalah tukar kunci. Prosesnya adalah dengan mengundi kunci-kunci kamar, yang berisi istri masing-masing anggota perkumpulan (sleuteclub=club). Ini merupakan nama lain dari promiscuity.  Kedelapan, Transvestitisme adalah seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan jalan mengenakan pakaian dari lawan jenisnya. Laki-laki memakai pakaian wanita dan wanita memakai pakaian laki-laki.  Selanjutnya yang terkahir, Transeksualisme Gejala ketidakpuasan seseorang pada jenis kelamin yang dimilikinya karena merasa memiliki seksualitas yang berlawanan. 

Penjelasan tentang bentuk-bentuk penyimpangan seksual diatas bukan hanya sekedar urutan tulisan atau asumsi. Baru-baru ini, kasus penyimpangan seksual  jenis Pedofelia, yaitu orang dewasa yang menyalurkan kepuasan seksnya pada anak-anak terjadi di Sumbawa Barat NTB, dua korban yang berinisial ZF dan FL telah menjadi korban penyimpangan seksual. Pelaku yang berinisial SS (37) telah diamankan oleh Kapolres Sumbawa Barat AKBP Andy Hermawan S.

Dari sumber koran lokal Sumbawakini.com, mengulas kronologis kejadiannya tersangkan SS menghampiri korban saat korban sedang asik bermain di bantaran sungai yang tidak jauh dari rumahnya. Saat itulah korban dibuai oleh SS dan teman bermain korban disuruh pulang.  Tidak hanya itu, kasus penyimpangan seksual serupa juga pernah terjadi pada bulan Mei 2015 di Kabupaten Sumbawa Barat, sampai menimbulkan korban jiwa. Korban yang diketahuai masih berumur 6 tahun meninggal leher hampir putus setelah di sodomi.  Herannya, pelaku Pedofelia yang berinisial JJ itu masih berumur 12 tahun.

Dampak Penyimpangan Seksual di Masyarakat
Penyimpangan seksual yang terjadi di masyarakat memberikan dampak yang tidak harmonis terhadap kelangsungan hidup bersosialisasi. Keluarga korban penyimpangan seksual akan melakukan upaya-upaya yang dapat menimbulkan kekacauan dan keresahan baru dalam masyarakat. Seperti halnya balas dendam, perkelahian, pertengakran sampai dengan pembunuhan. 

Tidak hanya itu, dampak yang paling berbahaya adalah pelaku penyimpangan seksual rentan terinveksi penyakit. Hal yang tidak kalah berbahaya adalah, terjadinya rantai kejahatan yang sama terhadap korban saat korban telah tumbuh dewasa. Karena secara psikologis, mental korban bisa saja terganggu dan butuh waktu berbulan-bulan untuk menghilangkan rasa trouma tersebut. Apabila dampak penyimpangan tersebut tidak segera mendapatkan perhatian dari pihak yang berwenang, akan terjadi rusaknya tatanan sosial yang dibangun diatas nilai dan norma yang berlaku.   

Solusi Terhadap Penyimpangan Seksual 
Di dalam menanggulangi penyimpangan seksual supaya tidak menular dan menjadi penyakit. Harus dilakukan proses preventif/pencegahan secara holistic (menyeluruh) baik itu biologik, psikologik, psikososial, maupun spiritual. Dr. Adian Husaini dalam bukunya yang berjudul “LGBT Indonesia Perkembangan dan Solusinya” memberikan solusi sebagai berikut; Perguruan Tinggi atau pihak yang berwenang harus gencar melakukan proses kajian dan melakukan penelitian tentang obat untuk para pelaku penyimpangan seksual. Selain itu, memberikan bimbingan dan penyuluhan keagamaan kepada para pelaku penyimpangan sosial baik secara langsung maupun online. Bahkan, bisa dipadukan terapi modern dengan beberapa bentuk pengobatan seperti bekam, ruqyah syar’iyyah, dan sebagainya.  

Selanjutnya, pemerintah bersama masyarakat melakukan penyuluhan tentang bentuk-bentuk penyimpangan seksual. Kemudian membatasi kampanye-kampanye kaum liberal yang memberikan dukungan kepada legalisasi LGBT di Indonesia. 

Adapun Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memberikan terapi sebagai berikut;  Psikoterapi  adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Homoseksual merupakan tekanan kejiawaan (stresor psikososial) karena mereka mengalami kelainan orientasi seksual, tidak sebagaimana manusia pada umumnya (heteroseksual). Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan baik individual maupun keluarga. 

Terapi Sosial, terapi ini adalah untuk memulihkan kemampuan dalam beradaptasi, sehingga  yang  bersangkutan  dapat  kembali  berfungsi  secara  wajar  dalam kehidupannya  baik  di  lingkungan  keluarga,  maupun  masyarakat. Selanjutnya, Terapi Spiritual, Memberikan psikoterapi dari sudut keagamaan. Dalam agama Islam misalnya dapat ditemukan dalam ayat al-Qur’an maupun hadits yang menerangkan tentang tuntunan bagaimana dalam kehidupan di dunia terbebas dari rasa cemas, depresi dan sebagainya.   Berkaitan dengan penyimpangan orientasi seksual, bahwa dengan adanya faktor masalah psikologik yang dialami oleh penderita kelainan seks, maka salah satu upayanya adalah melakukan upaya bimbingan dan konseling bagi pengidap seks menyimpang.

Dalam pandangan Islam, bahwa orang yang menderita kelainan seks dapat dianggap sebagai peringatan, ujian, cobaan, ataupun musibah. Di dalam agama (Islam) selain shalat, berdoa dan berzikir untuk menghilangkan kecemasan, depresi, yang disertai rasa bersalah dan berdosa serta rasa putus asa.  Solusi terakhir adalah, orangtua harus mendidik, menjaga, memelihara dan mengasuh anaknya dengan baik. Jangan sampai anak tumbuh dalam kondisi mentalnya sakit, akibat dari kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya. 
 
Gambar, sumber internet

Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Bahwa, penyimpangan seksual dalam masyarakat sangat bertentangan denga norma kewajaran dan tatanan sosial kehidupan. Pelaku penyimpangan seksual, harus mendapatkan terapi khusus baik itu dengan paduan terapi modern seperti, konsultasi kepada dokter ahli kejiwaan, serta terapi sosial dan spiritual agar timbul kesadaran dan niat kuat untuk menjadi manusia normal.
Terakhir, perilaku penyimpangan seksual ini harus menjadi perhatian besar pemerintah. Jangan sampai korban penyimpangan seksual terus bertambah. Karena kejahatan seksual merupakan kejahatan yang berantai dan berbahaya.


*Dosen Universitas Cordova Indonesia. Yayasan Pondok Pesantren Al Ikhlas Taliwang, 
Sumbawa Barat. Nusa Tenggara Barat dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Darussalam (Unida) Gontor




Daftar Bacaan

Bell, A. and Weinberg. 1978. M. Homosexualities: a Study of Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster.

Departermen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi 4 Jakarta: Gramedia, cet. 4.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. tt Sosiologi Edisi Keenam, terj: Aminuddin
Ram. Jakarta: Penerbit Erlangga,

Hendranata, Lianny dan James A. Salam. 2002. Seksualitas Tombol Ajaib Untuk Meraih Kebahagiaan, Jakarta:Buana Ilmu Populer.

Husaini, Adian. 2016. LGBT Indonesia Perkembangan dan Solusinya. Jakarta: Insists.

Lawang, Robert M.Z. 1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Marzuki  Umar  Sa’abah.  2011.  Perilaku  Seks  Menyimpang  dan  seksualitas
Kontemporer Umat Islam. Jogjakarta: UII Press.

Supratikna, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal, Yogyakarta: Kanisius,

Sumber Internet


http://nasional.news.viva.co.id/news/read/737723-kpai-kasus-saipul-jamil-bukti- homoseksual-ancaman-bagi-anak diakses pada 9 July 2017

http://news.liputan6.com/read/2590710/pelaku-prostitusi-online-anak-untuk-gay- berperilaku-menyimpang diakses pada 11 July 2017

http://www.sumbawakini.com/2017/07/astaga-dua-bocah-dibawah-umur-jadi.html. Diakses 14 Juli 2017

https://www.merdeka.com/peristiwa/pembunuh-bocah-di-taliwang-kerap-ditinggal-ayah-dan-dididik-keras.html. Diakses 14 Juli 2017



Minggu, 18 Juni 2017

“Nikmatnya Berbuka di Pulau Seribu Masjid”

Pesona Khazanah Ramadhan di Lombok 2017

 
Oleh: Sofian Hadi
Mahasiswa Pascasarjana Unida Gontor



Tidak kami duga kalau Bis Damri yang akan kami gunakan dari terminal Taliwang menuju Mataram akan berangkat secepat itu. Sementara jadwal keberangkatan Bis biasanya pukul 9 pagi. Aku pun bergegas mempersiapkan barang dan semua perlengkapan untuk menginap beberapa hari di Mataram. Penanggung jawab tiket sebelumnya sudah menghubungiku dan salah seorang temanku, Almus. Dalam hatiku bergumam; “Kenapa Bisnya berangkat pukul 8 pagi? Padahal jadwal keberangkatanya jam 9 teng.” Tanpa berfikir panjang, aku memutuskan untuk menghubungi Almus.

“Assalamualaikum.. Almus! Ternyata Bisnya sudah berangkat menuju Mataram, kita telat!” Dengan nada berat aku berbicara melalui Hpku.

“Waalaikumsalam,, Hadi, yah. Aku juga barusan dihubungi oleh penaggung jawab tiket, bahwa Bis akan start lebih awal. Tapi tenang saja, kita ke Mataram dengan Sepeda Motor, Aku jemput sebentar lagi yaa.. Assalmualaikum” Almus langsung menutup Hpnya. Ternyata Almus memang tidak mau repot dengan urusan Bis itu. Akhirnya akupun kembali sumrigah.

Tepat pukul 9 pagi kami berangkat dengan sepeda mtor menuju Mataram. Kami sudah tidak sabar ingin sampai disana. Certa dari teman yang kuliah disana memang terdengar menarik. Katanya Acara Semarak Khazanah Ramadhan banyak door prizenya. Aku melihat langit cerah dan terang. Bagi kami perjalanan hari itu sedikit  mengoyak perut karena kami sedang berpuasa. Perjalanan yang harus ditempuh dari Taliwang, Sumbawa Barat ke Lombok-Mataram kurang lebih 7 jam perjalanan atau paling lambat 8 jam perjalanan, jika ditempuh tidak dalam keadaan terburu-buru. Aku melihat Almus mengendarai motor sepedanya dengan santai. Sepertinya ia tidak mau tergesa-gesa dan ia sangat menikmati perjalanan panjang itu.

 Perjalanan kami menuju Mataram untuk mengikuti beberapa pameran dan acara Pesona Khazanah Ramadahan di Pulau Lombok 2017 tepatnya di Islamic Center Mataram. Semenjak kegiatan Ini dibuka pada bulan Mei lalu sampai dengan bulan Juni, begitu banyak masyarakat lalu-lalang hilir-mudik memadati Stand-stand yang di jejer di beberapa lokasi di Islamic Center. Silakan buka kunjungi link ini untuk informasinya, https://mataramnews.co.id/pesona-wisata/item/7725-ada-festival-khazanah-ramadhan-2017-di-ic-ntb-selama-bulan-puasa.  Seperti itulah cerita yang selalu diberitakan di Stasiun TV okal Nusa Tenggara Barat. Begitu ramai dan padat aktivitas yang di selenggarakan oleh panitia Pesona Ramdhan di Islamic Center tersebut. Berhubung kami sedang tidak ada kagiatan, maka kami datang mengunjungi tempat tersebut. Dan sekarang waktunya kami akan merasakan keindahan Kota yang menjadi Pusat perekonomian di Nusa Tenggara Barat yaitu Kota Mataram. Selain itu Pesona Ramadhan tahun ini di liput oleh koran besar nasional. Bisa dilihat di sini http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/05/17/oq385y284-pesona-khazanah-ramadhan-semarakkan-bulan-suci-di-lombok.

Perjalanan kami akhrinya sampai di Pelabuhan Poto Tano Taliwang. Setelah membeli tiket dan mengantri beberapa saat. Kami langsung naik kapal dengan nama Wicitra Dharma. Kapal ini lumayan cepat karena butuh 3 jam berlayar dari Pelabuhan Tano Taliwang menuju Pelabuhan Kayangan Lombok Timur. Kapal yang kami tumpangi akhirnya menyandar di Kayangan sekitar pukul 11 lebih sepuluh menit. Setelah itu lami langsung melanjutkan perjalanan ke Mataram dengan kecepatan sedang. Lumayan melelahkan, akan tetapi Almus tetap tidak mau digantikan posisinya menjadi rider. Ia nampak berusaha menahan lelah dan lapar karena puasa.

 Setelah menempuh perjalana yang lumayan yang melelahkan, sampailah kami di Mataram. Kota yang menaungi 8 Kabupaten dan 2 Kota Madya. Delapan Kabupaten tersebut masing-masing terletak di wilayah yang berbeda-beda, akan tetapi jauhnya wiayah tidak membuat persatuan masyarakat di Kabupaten dan Kota itu jauh. Kabupaten-kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat mempunyai nama yang unik-unik; 1. Kabupaten Bima, yang berpusat di Woha. 2. Kabupaten Bima pusat pemerintahannya di Dompu 3. Kabupaten Lombok Barat pusat pemerintahannya di Gerung. 4. Kabupaten Lombok Tengah pusat pemerintahannya di Praya. 5. Kabupaten Lombok  Timur, Pusat Pemerintahannya di Selong. 6. Kabupaten Lombok Utara, Pusat pemerintahannya di Tanjung. 7. Kabupaten Sumbawa, pusat kegiatannya di Sumbawa Besar. Terakhir, Kabupaten Sumbawa Barat, Pusat pemerintahannya di Taliwang. Semetara kota Madya hanya Kota Mataram dan Kota Bima. Untuk lebih lengkapnya silakan di lihat di alamt link ini https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat.

Kami sangat bersyukur telah selamat dan sampai di tujuan. Kami tiba kira-kira pukul 3 lebih lima belas menit. Perjalanan yang cukup menguras tenaga. Namun sangat asik. Setelah itu, kami langsung menuju Masjid Islamic Center Mataram dan melihat begitu ramai dengan kegiatan yang menarik. Memanah, Diskusi Ilmiah, Pameran pedang Nabi, Bazar Buku sampai menu berbagi ta’jil. 
 
Selepas melaksanakan shalat Asar kami langsung berjalan keliling area Masjid Islamic Center. Terlihat begitu banyak ornag berlalu lalang dengan berbagai aktivitas yang diikuti. Nampak juga kami lihat ada beberapa tamu dari luar pulau Lombok ikut larut dalam semarak kegiatan tersebut. Nampak bule dengan kopiahnya, dan tourist perempuan menutup kepala dengan jilbab. Mungkin mereka telah masuk agama Islam. Kami sangat senang sekali dengan pemandangan ramai dan penuh kekeluargaandan persaudaraan tersebut.
 
 Tidak lama setelah kami lelah keliling dari stand satu ke bazar yang lain. Terdengar sura Adzan magrib menggema. Waktunya berbuka telah tiba, kami akhirnya mengantri menerima takjil gratis untuk berbuka puasa. Lelah dan letih akhirnya tersirami oleh kesejukan dan keberkahan tempat kami berbuka yaitu di Pulau Seribu Masjid. Oohh. Nikmatnya Berbuka!

Setelah berbuka dengan menu takjil gartis, kami akhirnya bersiap-siap untuk mendirikan shalat magrib secara berjamaah. Kami juga penasaran dengan imam shalat katanya ada yang berasal dari Timur tengah. Subhanallah. Benar-benar komplit. Menambah semangat kami untuk ikut shalat taraweh di Masjid Islamic Center ini.

Demikianah pengalaman kami mengikuti kegiatan Pesona Ramadhan di Islamic Center Mataram. Really Cool  

“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog #RamadhanDiLombok 2017 yang diselenggarakan REPUBLIKA & Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat”