Selasa, 22 Oktober 2019

Selaksa Hikmah dari Kisah Mahasiswa Unida


 Oleh: Fadhil Sofian Hadi
Mahasiswa Universitas Darussalam (Unida) Gontor


Pagi menyapa kampusku. Seperti biasa, matahari tetap cerah melempar dedaunan dan genting-genting gedung. Aku menyibak gorden biru yang sedari tadi mulai melambai pelan diterpa semilir. Ternayata jendela masih terkunci. Lantas, kusekap jendela minimalis itu dan kulepas pengaitnya. Siraman kesejukan yang telah lama menunggu kedatanganku dari masjid tiba-tiba berhamburan menggulung memenuhi setiap ruang kamarku. Segeer, fresh, adem. Bak menghirup semerbak kesejukan pagi gunung Samoan musim semi, saat menyapa almamaterku tanah Rabbani al-Ikhlas Taliwang.

Tidak ada kuliah umum setelah subuh tadi di masjid. Hanya kajian ba’da subuh di teras masjid yang diikuti oleh mahasiswa santri dari jurusan dan fakultas berbeda. Terlihat juga beberapa mahasiswa yang membaca dan menghafal beberapa bait Qur’an. Mereka saling berhadapan. Sesekali, mahasiswa itu menutup dan membuka, menutup dan membuka lagi qur’an saku di genggaman masing-masing. Begitu juga dengan mata mereka, kadang tertutup, terbuka dan begitulah seterusnya. Hingga mereka dapat menghayati hafalan masing-masing. 

Najib al-Rahmman al-Falistiny, sekamar denganku. Mahasiswa berpaspor Palestina itu sudah beberapa bulan berdiaspora ke Indonesia dan dia memilih kampusku menjadi pelabuhan intelektualnya. Sebelumnya, dia adalah lulusan Mesir dan lulusan Malaysia. Berbekal semangat menuntut ilmu, dia kembali berkutat dengan dunia akademik dan melanjutkan pengembaraannya manjadi mahasiswa Magister Bahasa Arab. Yang patut di contoh darinya, semangat thalabul ilmunya tinggi. Ragam kisah dan cerita menghiasi diaspora kegigihannya menuntut ilmu ke negara lain. Keluarganya telah tiada. Bom subuh hari telah merenggut nyawa orang-orang yang sangat dicintainya. Matanya berkaca-kaca jika menceritakan kejadian mengerikan itu.  Mungkin suatu hari, aku akan menulis panjang lebar tentang kisah hidupnya. 

Baiklah.. Kita lupakan sejenak masalah Najib dan fokus membahas selaksa peristiwa. Tepatnya, ini adalah hari Jum’at. Mahasiswa santri dikampusku semuanya libur. Hanya libur dari rutinitas perkuliahan hari aktif. Namun, kagiatan tidak pernah libur. Sederet kegiatan extra, olah raga, olah jiwa, olah fikir dan olah rasa sudah menanti. Padat dan pastinya bermanfaat. Sepadat apapun kegiatan, akan terhenti ketika gelombang suara toa masjid mengirim sinyal dengan tilawah ayat suci al-Qur’an, yang dilantunkan merdu oleh mahasiswa dengan profesi tinggi ‘ta’mir masjid’. Lantunannya mampu merubah keadaan dan kehidupan kampus seketika. 

Pukul 11 menjelang shalat Jum’at, sinar sang surya mulai terik. Suasana kampus lengang sejenak. Satu dua Mahasiswa santri mulai bergerak melangkah ke masjid, tak terkecuali aku. Jarak masjid dengan asrama kurang lebih tiga ratus lima puluh meter. Aku mendatangi masjid lebih awal. Dengan niat ingin mendapat tempat di shaff pertama. Sebab pahala shaff pertama seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadits Bukhari seolah berkurban seekor unta. Serta hendak meniru semangat Said bin Musayyib shalat jama’ahnya selama kurang lebih 40 tahun dan tidak pernah melihat pundak orang saat berjamaah selama 30 tahun.  Atau al Hafidz Ibnu Asakir yang selalu berada di shaff terdepan saat shalat berjama’ah selama 40 tahun. Subhanallah.  Semoga kita dapat meniru para sahabat-sahabat itu dalam beribadah. Atau sekurang-kurangnya kita dekat dengan amalan-amalan mereka. 

Singkat cerita, shalat jama’ah Jum’at pun selesai ditunaikan. Ribuan jam’ah Mahasiswa santri, dosen serta para karyawan kampus berhamburan keluar masjid. Aku melangkah balik ke Asrama dengan tidak tergesa-gesa. Terik dan sengatan matahari memaksaku menutup kepala dengan sajadah. Jalan berpasir itu melepuh menahan panas. Ku lihat paving block menguap tersengat terik. “Kalau saja sandalku di ghosob  tamat sudah riwayatku” bisik hati kecilku. Harapan yang tidak diharapkan. Akan tetapi, hal tak terduga terjadi tepat di depan mataku. 

Tanpa sengaja aku terperangah melihat seorang Mahasiswa yang berjalan menuju asrama tanpa alas kaki alias nyeker. Ia berjalan mencoba mendahului. Perawakannya dengan ciri khas mahasiswa santri berseragam kopiah hitam, baju koko di balut jas abu-abu. Ia benar-benar tak beralas kaki!. “Mungkinkah sandalnya di ghosob?” Wow. Padahal baru saja aku banyangkan hal tersebut tidak terjadi padaku, namun sebaliknya hal itu terjadi pada orang lain. Sejenak aku merenungi takdir. Apapun bisa terjadi jika Allah berkehandak. Aku dihadapkan pada pelajaran pertama. 

Hal lain diluar duagaanku juga terjadi. Tidak ku lihat tampang marah dimuka Mahasiswa tadi. Wajahnya sumringah seperti tidak terjadi apa-apa. Ia tertawa lepas sembari merangkul teman disampingnya. Aku mendengar mahasiswa lain bertanya. “Sandal ente kena ghosob sul?” Namun ia acuh. Tak menaggapi pertanyaan remeh itu. Ia hanya fakus bicara sambil merangkul pundak teman disampingnya dengan ngobrol renyah. Aneh pikirku. Seharusnya mahasiswa itu marah, atau mengeluarkan sumpah serapah ke temannya. Atau lari terbirit-birit karena malu tak beralas kaki. Tapi hal itu tidak terjadi dan tidak ia lakukan. Sebuah sikap sabar dan tetap tenang ia tunjukkan terhadap masalah yang menimpanya. Pelajaran kedua bagiku.  

Mungkin selaksa peristiwa  Jum'at itu, akan berbeda jika  terjadi di tempat lain. Pastinya akan sangat berbeza (kata penyanyi Malaysia). Marah, mukanya memerah, kakinya bergetar, atau tangannya mengepal sambil bergumam pedas "Siapa yang ghosob (curi) sandal  saya? Awas!! Kalau ketemu aku habook" Atau dengan ungkapan lain "Kurang ajar, kok bisa setelah shalat nyolong? dasar Maling!" Sambil mengumpat nama-nama binatang. Kemudian pulang dan berjalan dengan penuh dendam. Biasanya, itulah realitas convensional jika sandal jadi korban ghosob di masjid. Berdasarkan pengalaman dan pengamatanku. Dan wajar saja, begitulah watak manusia jika dihadapkan pada masalah yang tidak diinginkan. Lama ingin berdamai dengan amarahnya. Sudah menjadi realitas umum. Bagiku ini masuk sebagai pelajaran ketiga.

Setelah melihat tingkah laku Mahasiswa itu, aku tersenyum sendiri. “Ada ya mahasiswa Unida kayak gini!” gumamku terharu dan kagum. Mahasiswa misterius itu terus saja berjalan santai menuju asrama, seperti tidak merasa ada yang janggal di tapak kakinya. Jalan ke asrama semakin dekat. Terik semakin menyengat. Kembali aku melempar pandang. Namun kali ini ada yang beda. Kulihat ia mulai berjalan cepat. meninggalkan teman rangkulannya tadi. Semakin lama semakin kilat, lantas berlari jinjit saat menginjak paving block yang ber-uap itu.

Dalam sekejap bayangannya manghilang dibalik tembok asrama. Aku kembali tersenyum lebar. Semakin menambah kekagumanku padanya. Dan berharap kakinya baik-baik saja. Dalam diam aku berbisik “Sepertinya saudaraku itu mulai lelah”. Dan aku yakin pahalanya pasti berlipat-lipat ganda.
  
Semoga ada sepercik hikmah yang bisa dipetik dari kisah ini. 

UNIDA Gontor. The Fountain of Wisdom.

Kamis, 05 September 2019

Khutbah Jum'at "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah"


Oleh: Fadhil Sofian Hadi
Mahasiswa Universitas Darussalam (Unida) Gontor


إنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..

Marilah kita selalu untuk bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan taufiqNya, sehingga  kita sebagai muslim yang masih hidup ini, dapat berkumpul bersama dalam rangka mengerjakan apa yang di perintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al- Jumu’ah ayat 9 yang berbunyi:

   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ  فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang2 yang beriman, apabila telah di seru yaitu melaksanakan shalat pada hari jum’at maka segeralah kamu mengingat Allah, dan tinggalkanlah Jual beli, yang demikian itu lebih baik jika kamu mengetahui” 

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..

Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبَدُه الْمَصْلُونُ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ» أخرجه مسلم (2813
“Innasyaitan, Qad ‘ayisya Ayya’badl Madhluunu Fii Jaziiratil ‘Arab, Walaakin Fit Tahriishi Bainahum” (HR. Muslim, 2813)

Sesungguhnya Syetan-syetan, telah berputus asa bahwa, orang-orang berima di Arab, akan kembali menyembah mereka. 

“Walakin Fit Tahriishi Bainahum”

Tetapi, syetan selalu menemukan, bahwa memecah belah di antara orang beriman, tetap terbuka dan tetap ada peluang dan kesempatannya. 

Setelah seorang hamba Allah beriman, tidak mungkin mereka akan kembali menyembah syetan. Dan ini syetan paham. Tetapi tidak ada jaminan bahwa orang beriman, tidak akan melakukan dosa yang parahnya dosa itu, bobot dan beratnya dosa itu, hampir-hampir saja mendekati seperti disembahnya syetan.

Apa dia nya, yaitu “At-tahrish”. Perpecah belahan,  “Attanaazu” pertengkaran, bainal mukminin, antara orang2 yang beriman.

Saat Allah berfirman  di dalam surat Ar-Ruum diamna Allah mengahramkan bagi umat ini “Walaa Takuunu Minal Musrikiin”. Kamu jangan seperti orang-orang Musyrik, seperti apakah orang Musyrik !!? Kelaakuan orang musyrik itu  disebutkan Oleh Allah dalam surat Rum ayat 32; 


مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7396-surat-ar-rum-ayat-32.html
مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7396-surat-ar-rum-ayat-32.html
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7396-surat-ar-rum-ayat-32.html
  

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7396-surat-ar-rum-ayat-32.html
Yaitu mereka2 yang suka berpecah belah di dalam agama Ini mengotak-ngotakkan agama ini,,
“Wakaanu Syia’ah” lalu mereka menjadi berkelompok-kelompok 

“Kullu Hizbin Bima Ladaihim Farikhuun”

Setiap kelompok bangga dengan kelompoknya, Maka terwujudlah Hadist di Akhir Zaman,
Ummatku hanya akan mengucapkan salam kepada orang2 yang mereka kenal saja, terjadi pemutusan tali silaturrahim, beginilah Hari ini, setiap kelompok menganggap orang yang diluar kelommpoknya tidak pantas mendapatkan salam dari dia. Dan kalo orang itu mengucapkan salam kepadanya tidak pantas dijawab salamnya.

Terjadi pemutusan tali silaturrahiim, “La hawlawala kuwwata Illah Billah”. Seolah-olah sudah turun surat dari langit bahwa kelompok yang dia Buat yang di karang2nya namanya dia ada-adakan, inilah yang paling benar. 

“Lahawlawala Kuwwata Illa Billah” Walatakuunu Minal Musyrikin  

Kamu jangan seperti orang2 Musyrik orang Musyrik itu berbangga-bangga dengan nama kelompok yang dia Buat, lalu agama ini dikotak-kotakkannya, dan dia stop diatas Kotak, satu kotak saja yang ada

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..


Ayat yang awal-awal kita bacakan; (QS. Al-Imran:102).
 
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kemudian surat al-Imran ayat 103  

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, 


I’tisomlah kamu seluruhnya, Bi Hablillah dengan tali Allah 

Al-Qur’an Ini. 

As-Sunnah. 
Dii nullah Islam Ini. Berpegang teguhlah Kamu 

Walaa Tafarrokuu” dan kamu jangan Berpecah belah, karena berpecah belah adalah kebiasaan Kaum Musyrikiin Oleh karena itu Allah Berfirman, Walaa Takuunu Minal Musyrikin, Kamu jangan seperti orang Musyrik,
 
Yaitu orang yang suka berpecah belah, 

Kaum Muslimin Rahimakumullah..

Orang lain, orang lain memang tidak boleh dipaksakan harus sama dengan kita. Maka oleh karena itu, tidak pantas kita mengatakan yang  tidak sama dengan saya bukan saudara saya dan ini sangat “Baathiil” pernyataan yang sesat dan menyesatkan, 

Apakah kita paksa orang lain harus sama, dan mirip wajahnya dengan kita??
Namanya harus sama dengan nama kita?

Perangai, dan tingkah lakunyanya, harus sama dengan kita, kalau tidak, bukan saudara kita!!

Perhatikan!! Misalkan atau contoh dikeluarga saya  ada 6 saudara, laki-laki dan perempuan. Ayahanda dan Ibunda kami sama.
kami diasuh di satu keluarga yang sama,
disatu rumah yang sama dan oleh orang tua yang sama.
Kemudian, selanjutnya, mari kita Lihat:

1.      Nama kami berbeda,
2.      Wajah kami berbeda, walaupun satu ayah satu ibu
Walaupun satu rumah dan satu saudara.
3.      Perangai dan karakter kami juga tidak sama,

Yang ini agak lebih tenang, yang itu agak emosian,
Yang ini agak begini, yang itu agak begitu.

Perbedaan2 yang ada pada kami Mulai dari nama, sampai bentuk, sampai kepada Usia, sampai kepada karakter dan moral kami.

Kemudian!! apakah dengan perbedaaan karakter itu lantas saya berhak mengatakan, maaf kamu bukan saudara saya, yang saudara saya adalah yang mirip dengan saya. Namanya sama, dengan nama saya.

Dan kamu, karena nama kamu tidak mirip, bentuk kamu juga tidak mirip maka kita saudara.
Bathil dan sesat katika itu saya katakana kepada saudara-saudara saya. Saya rasa semuanya sepakat dengan contoh dan logika ini.

Dia adalah saudara saya, walaupun namanya berbeda, sebab apa??
Saya lahir dari Rahim yang sama, keluar dari sulbi yang sama, tinggal dirumah yang sama, dikasur yang sama. 

Kaum Mslimin Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakulullah

Sekarang ini Umamat Islam, “Ahlussunnah Wal Jama’ah” 
Apapun nama yang di buat-buat, maka perbedaan nama-nama tidak dapat memisahkan mereka dari persaudaraan yang sejati.

Persaudaraan sesama Umat Islam, yang disebut dengan Ahlussunnah waljamaa’ah, 

Ibu Bapaknya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah,  rumah besarnya adalah ISLAM.


Beda nama, beda Karakter, ada perbedaan bentuk dan segala macamnya, seperti perbedaan2 yang terjadi di berbagai JAMA”AH yang ada di Indonesia, atau dimanapun saja, 

Selama dia Ahlussunnah Waljama’ah,  dengan kelebihan dan kekurangan Masing-Masing, Dia saudara Kita, Kita Saudara Dia!!
 
Walaa Takuunu Minal Musyrikiin. Kamu jangan seperti orang Musyrik.

Muhammadiyah, Ini Kelebihannya dan ini mungkin Kekeliruannya,
Salafi, Ini kelabihannya, mungkin  Ini kekeliruannya, 

Dan tidak boleh yang lain mengatakan, tidak, kami yang paling sempurna!! inilah karakter yang kesombongan, persis ketika syaiton, ketika disuruh sujud kapada Nabi Adam, lantas dia berkata
“Ana Khairum Minhu” saya labih baik daripada Dia.

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..

Kuunu Ibaadallahi Mukhlisiin, jadilah kita seluruhnya hamba2 Allah yang Ikhlas menyembah Allah,
Yang terbaik diantara golongan2 itu adalah: “Inna Aqromakum Indhallahi Atqookum”

Orang yang paling Mulia disisi Allah sang pencipta kita semua adalah mana yang palig Taqwa, mana yang paling banyak mengamalkan kitab Allah, mana yang paling banyak mengamalkan sunnah Rasulullah.

Sebutkan, saudara kita, kalau yang diluar Sana Nahdatul Ulama (NU).

Sebutkan, saudara kita yang ada di Parsis, Al-Irsyad,  Jamaah Tabliq

Dan sebutkan saudara kita yang ada di perjuangan, Khilafatul Muslimin.

Sebutkan saudara kita yang ada di Hizbut Tahrir.

Sebuatkan saudara kita yang mana saja kita mau sebutkan,,,meraka Ahlussunnah Waljama’ah seluruhnya, berangkat dari kelebihan dan kekurangan Mereka, mereka saudara Kita, Kita saudara Mereka,

Kalau setiap kelompok berfikir separti ini, maka akan ketahuan bahwa kita sesame kita tidak layak di adu domba, atau saling bermusuhan.

Musuh kita yang nyata adalah YAHUD, YAHUDI, Zionis ISRAEL, yang setiap hari mereka membunuh, membantai, bahkan menyiksa saudara kita di Palestina, dan Jalur Gaza.

Musuh kita yang nyata adalah, Nasyara, Atau Kristen yang memerangi  Islam, dibawah payung PBB dan AMERIKAnya,

Musuh kita yang nyata pada hari ini Adalah SYI”AH, yang di pimpin oleh Iran diseluruh Dunia,
Inilah musuh kita yang nyata, jelas dihadapan mata kita.

Akan tetapi Umat Islam, dibentur-benturkan dengan isu, yang mereka orang Kafir yang membuatnya, termasuk Syi’ah yang buat, seperti isu Wahabi dan segala macamnya, 

La hawlawala Kuwwata Illa Billah..

Tentang masalah ini perlu saya sampaikan, untuk kepentingan kita dan saudara-saudara MUSLIM kita yang di Bunuh, dibantai, dan disiksa dimana-mana.

Arab Sudi di Fitnah Habis-Habisan, Amerika  juga bersatu dangan Iran,
Iran berarti dibelakangnya ada RUSIA, China, India dan lain-lain adalah BLOK Timur,
 
Lalu orang2 Muslimin di Dunia, termasuk di Indonesia,  berhasil dibakar dan di sulut dengan isu WAHABI, yang disematkan kepada Saudi, disematkan kepada Imam2 yang memimpin di Masjidil HARAM, di Masjid NABAWI, dan disematka istilah WAHABI kepada Ulama2  yang berada di 
SAUDI. 
Na’uzubillah hi Minzaliik.

Ketahuailah saudaraku Ini adalah FITNAH, yang akan mengadu Domba Kita sesama Muslim,,
Saat Ini  saudara kita  SYIRIA digempur oleh Prancis dan Rusia dengan pasukan dari koalisi SALIBIS, dengan dalih menghancurkan ISIS namun, saudara Muslim Kita yang lain menjadi Korban, mayat anak2 yang masih kecil berrjatuhan dimana-mana. Hingga seluruh kaum Muslimin di SURIAH mereka lari dari negaranya sebanyak 4,1 Juta jiwa, dan hanya beberapa Negara saja yang mau menerima mereka! Dan sebagian besar menolak!!

Saudara Kita di PALESTINA dan JALUR GAZA, saat ini sedang di gempur dan diserang oleh Zionis Israel, Kekejian Israel ini sampai berita terbarunya saat ini, mereka 230.000 warga PALESTINA di Bitul Makdis ..(Sekitar Masjidil AQSA) mereka akan digusur Israel. Na’uzubillah


Saudara Kita di  Banglades, India, di Afganistan, di Burma, di NTT Papua mereka dilarang untuk mendirikan masjid untuk beribadah. 

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..

Perhatikan Sabda Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ ، كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا

Sesungguhnya Ke-Imanan pada akhirnya nanti akan kembali berpusat dan Fokus kepada Kota Madinah, (Hijaaz) sebagaimana berpusatnya dan berkutatnya Ular di dalam Lubangnya. Hijaz Itu adalah (Mekkah, Madinah dan Tha’if). 

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء
Sesungguhnya Islam Itu datangnya Aneh, dan akan kembali aneh, dan beruntunglah orang2 yang dianggap Aneh. ((HR. Muslim no. 145).

Yang disebut dengan Guraba’ atau aneh adalah Manusia-manusia yang memperbaiki SUNNAH Rasulullah, ketika orang lain meninggalkanya, da
 
Nanti, Agama ini akan dianggap seperti itu kembali,
Fatuuba Lil Guroba’. Maka beruntunglah orang-orang yang saat itu dianggap asing dan aneh. Sahabat yang meriwayatkan hadist ini, yaitu Abdullah Ibnu Mas’ud berkata: bahwa ada orang yg bertanya kepada nabi setelah mengucapkan hadist tadi:

Qila: Manil Ghuroba' Ya Rasulullah: Siapakah orang2 yang Ghuroba’ itu?

Rasulullah Menjawab: Orang-orang asing dan aneh itu “An Nuzza’u Minal Qobaail”.

Orang-orang yang gara-gara menegakkan sunnah dengan sebenar-benarnya, mengamalkan sunnah dengan sekuat-sekuatnya “ Annuzza’u Minal Qobail” akhirnya dia diusir dr Kabilahnya. Diusir dari komunitasnya. Dia dicampakkan dari kampungnya. Dia tidak diakuai. Dia diperangi dan Dimusuhi. Dan inilah yang terjadi sekarang ini...


Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at Rahimakumullah..

Akhirnya semoga Allah menguatkan iman kita untuk tidak berpecah belah antara muslim yang satu dan muslim yang lain, kelompok satu dengan kelompok yang lain. Dan semoga Allah selalu membantu saudara-saudara kita yang saat ini mereka diperangi oleh orang-orang kafir. Semoga Allah mengampuni dosa2 kita. Amiiin ya Rabbal Alamiin

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ
وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا

رَبَّنَا غْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْأَ حْيَآءِمِنْهُمْ وَاْلأَ مْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى قُلِّ ثَيْءٍقَدِيْرِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين
اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودا وَ إِسْرَآئِل
اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَا جِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
 
Semoga bermanfaat, silakan  dimanfaatkan seluas-luasnya.